
Menjelang hari
kunjungan ke Istana Tampak Siring, saya belum juga mendapat konfirmasi ijin
berkunjung ke Istana tersebut, karena untuk dapat memasuki seluruh Istana
Kepresidenan yang ada di Indonesia, diperlukan ijin khusus kunjungan minimal 7
hari sebelum tanggal kunjungan. Belum ada email balasan, fax balik juga enggak
ada, konfirmasi via telephone enggak dapat kejelasan seperti halnya menunggu
balasan surat cinta (Ciye elahh…masih jaman ) membuat saya galau antara mau
berangkat atau mencari alternative tujuan wisata lainnya. Mengingat letaknya di
daerah Gianyar yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan dengan
mengendarai motor sewaan dari daerah Jimbaran tempat saya menginap. Tapi
daripada penasaran saya dan partner traveling saya mendatangi Istana tersebut.
Mau ditolak atau enggak ya..minimal bisa foto bagian depannya. Rupanya pada
saat saya sampai di sana, surat ijin atas nama rombongan saya sudah ada di pos
keamanan. Nama saya ada dalam list tamu presiden ( Bangga!! ). Dua rombongan
yang masuk sebelum kami adalah rombongan anak-anak sekolah. Saat saya mengecek
Hp saya sebelum masuk istana, ternyata ada panggilan tak terjawab dengan kode
daerah Bali rupanya staff Istana mencoba menghubungi saya pada saat saya di
jalan tadi.
 |
Wisma Bima |
Di pandu oleh Pak Wayan
staff istana yang hari itu menjadi tour guide untuk kami, memasuki halaman Istana,
ia menjelaskan, bahwa ada 3 pintu masuk ke Istana Tampaksiring. Ketiganya
mempunyai fungsi yang berbeda yaitu untuk Presiden, tamu Negara dan untuk umum.
Pintu yang kami masuki adalah pintu yang ke tiga yaitu pintu yang diperuntukan bagi tamu umum atau pengunjung. Wisma Bima-
bangunan pertama yang kami lihat saat memasuki kawasan Istana. Fungsinya
sebagai tempat pasukan keamanan Presiden dan petugas yang melayani tamu negara.
 |
Mata Air Suci atau Tirta Empul |
Dari Wisma Bima kami berjalan menuju Wisma Merdeka. Mulailah Pak Wayan
bercerita di sela-sela perjalanan kami menuju Wisma Merdeka, tentang sejarah
Istana Tampaksiring dimana nama tersebut berasal dari dua kata. Tampak dan
Siring yang bermakna “Telapak” dan “miring”. Konon, menurut sebuah legenda yang
terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki
seorang Raja bernama Mayadenawa. Raja ini sangat sakti tapi mempunyai sifat
jahat (angkara murka) hingga menganggap dirinya sebagai Dewa. Akibatnya para Dewa mengutus Batara
Indra dan pasukanya untuk menangkapnya. Mayadewana lari, untuk menghilangkan
jejaknya ia berjalan dengan cara memiringkan kakinya tapi bagaimanapun juga
Mayadewana berhasil ditangkap. Sebelum ditangkap Mayadewana mengunakan
kesaktiannya untuk menciptakan mata air beracun namun Batara Indra kemudian
menciptakan mata air penawarnya yang diberi nama Tirta Empul yang berarti “air
suci”. Itulah awal mula dari nama Tampaksiring. Dari sudut Wisma Merdeka kita
bisa melihat kolam Tirta Empul yang menampung sumber air yang dianggap suci
tersebut di dalam kawasan Pura Tirta Empul. Tempat tersebut selain digunakan
sebagai tempat ibadah juga dijadikan objek wisata dimana terdapat kolam
penyucian yang dapat digunakan pengunjung untuk menyucikan diri dengan mandi di
pancuran air yang bersumber dari mata air suci tersebut.
 |
Menyucikan diri di bawah pancuran mata air Tirta Empul
|
 |
Wisma Merdeka |
Berlanjut ke Wisma
Merdeka yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan presiden, terdapat kamar tidur
dan ruang tamu bagi tamu negara. Berjalan lewat belakang Wisma Merdeka teman
saya begitu tertarik dengan patung wanita diatas kolam kecil sebelum memasuki
Wisma Negara. Pak Wayan bercerita bahwa patung tersebut memang sudah lama
sekali menghiasi salah satu sudut Istana walaupun ia tidak bisa memastikan
berapa usianya naman patung itu sudah ada bersamaan Istana ini didirikan.
“Patung itu seolah hidup “ kata Pak wayan.
 |
Konon patung ini merupakan patung tertua yang ada di kompleks Istana |
Wisma Merdeka dan Wisma Negara dipisahkan
oleh celah bukit yang cukup tinggi terdapat jalan kecil diantara kedua bukit
tersebut untuk menuju Pura Tirta Empul. Jembatan Persahabatan ( Brige
of Friendship ) menjadi penghubung antara Wisma Merdeka dan Wisma Negara, dinamakan
demikian karena tamu-tamu Negara yang datang berkunjung selalu diantar dari
Wisma Merdeka ke Wisma Negara melalui jembatan tersebut.
 |
Brige Of Friendship |
 |
Bersama staff Istana |
 |
Pemandangan dari Brige Of Friendship |
Wisma
Yudistira-terletak di tengah-tengah kompleks Istana, Wisma ini berfungsi
sebagai tempat menginap rombongan tamu negara. Kami hanya melihat dari
kejauhan. Pak Wayan lantas mengajak kami untuk masuk sebuah ruang pertemuan.
Langit-langit ruangan ini begitu megah dan dirancang oleh arsitek asal Bali.
Kursi bergaris putih dan merah tua berbaris rapih di ruangan ini. Lagi-lagi pak
Wayan menyuruh saya untuk bergaya sesuai arahannya ( Gaya jadul dengan
menopangkan tangan di dagu di salah satu meja, anehnya kenapa kita nurut baget
ya..hehe…). Oke, nampaknya sudah hampir dua jam kami berkeliling, kami kembali
lagi ke Pos keamanan,saya diberikan selembar surat ijin masuk Istana dan satu
buah buku berisi tentang keterangan Istana Tampaksiring. “Ini dia yang saya
tunggu dari kemarin balasan “surat cinta” dari istana“ Canda saya pada para staff
Istana dan Pak Wayan. Rupanya kami sudah
diberikan ijin masuk dan pada saat di jalan staff Istana mengkonfirmasi ulang
lewat telepon pada saat saya di jalan tadi
 |
Ruang Pertemuan Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali |
 |
Halaman Kompleks Istana |
Perlu saya ingatkan
jika kita mengunjungi Istana Kepresidenan yang ada di Indonesia :
- Pastikan memakai baju yang rapih dan
sopan. Lebih baik mengenakan kemeja atau kaos berkerah. Tidak diperkenankan memakai
celana pendek Mengenakan sepatu bukan sandal. Untuk cara berpakaian anggaplah
kita sebagai tamu Presiden jadi pakailah pakaian yang selayaknya untuk bertamu
apalagi ke “rumah” Presiden,walaupun nantinya yang menjamu bukan Presiden
langsung tapi semua yang datang ke Istana Kepesidenan adalah tamu Presiden.
- Ikuti aturan, hasrat untuk berfoto dan
mengabadikan momen rasanya memang terkadang susah dibendung tapi bisanya ada
hal-hal tertentu yang tidak boleh diabadikan atau mengambil gambar sembarangan
di dalam Istana. Jadi ikuti aturan yang ada.
- Untuk dapat masuk ke Istana Kepresidenan
diharuskan memiliki ijin khusus jadi ajukan ijin kunjungan kita maximal 14 hari
kerja sebelum tanggal kunjungan. Untuk berkunjung ke Istana Kepresidenan gratis
tidak dipungut biaya asal kita juga mengikuti birokrasi yang sudah diatur.
- Konfirmasi dengan kesekretariatan istana
apabila kita sudah mengirimkan email atau fax surat kunjungan. Jangan ragu
untuk konfirmasi ulang untuk memastikan ijin kunjungan kita disetujui atau tidak.
Untuk Istana Tampaksiring surat kunjungan dapat di tujukan ke alamat berikut:
Istana Kepressidenan
Tampaksiring-Bali
Jl. Raya Dr.Ir. Soekarno,
Tampaksiring Bali 80552
Tlp 0361 901400/Fax 0361 901300
0 komentar:
Posting Komentar